Rabu, 18 Desember 2013

MENGATASI SISWA PEMBOLOS MELALUI BIMBINGAN KONSELING

Peran dan Fungsi Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang Suka Membolos
Kewajiban sekolah, selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak-anak dengan berbagai ilmu pengetahuan), juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang berwatak baik
Mengajar tidak sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik / pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan keluar.
Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
Menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK).
Kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan patah. Oleh karena itu penanganannya harus hati-hati.

Tindakan yang dapat dilakukan
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan memarahinya.
Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak.
Jadi kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas BK selain memberi arahan pada siswa juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di sekolah. Selain itu pembimbing juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.


KESIMPULAN

Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada.
Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya.


Daftar Pustaka

Kartono, Kartini. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta. 1991
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung. 2006
Soejatno, Agoes. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Aksara Baru: Surabaya. 1990

  Agoes Soejatno, Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses (Aksara Baru : Surabaya, 1990) Halaman 19
  Kartini Kartono, Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah (Rajawali Pers : Jakarta. 1991) Halaman 78
  Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Remaja Rosdakarya : Bandung, 2006) Halaman 127
  Kartini Kartono, Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah (Rajawali Pers : Jakarta. 1991) halaman 83








1 komentar:

  1. siswa bolos masih menjadi polemik di sebagian besar sekolah terutama sekolah Menengah Atas, kami kebetulan punya solusi agar guru maupun orangtua dapat memantau kehadiran siswa, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA

    BalasHapus